Dunia Bangga Punya SMASH? Yakin?

Oke, kali ini gue akan membahas hashtag #DuniaBanggaPunyaSMASH kemarin.

Jujur udah dari lama gue nyimpen hati sama SMASH.
Nyimpen hati dalam arti banyak yg gue benci dan pengen gue ungkapin soal mereka.

SMASH pertama gue tahu adalah Boyband Indonesia yang keren dan ganteng. Itu pertama, sebelum gue kenal Super Junior, SHINee, Big Bang, EXO, B2ST dan yang lainnya.

Sekarang, di mata gue, mereka semua sama kecuali di bagian suara dan gaya masing-masing.

Gue gak akan bahas apa yang SMASH ‘comot’ dari Korea. Udah basi, semua orang udah tahu. Monyet pun sudah tahu dalam sekali lihat, kalau dia udah kenal Super Junior sebelum kenal SMASH.

Gue mau bahas soal #DuniaBanggaPunyaSMASH

Apaan nih?
Gue lebih bangga sama hashtag #IndonesiaUnite atau semacamnya, yang menunjukkan kecintaan pada negara sendiri. BUKAN kecintaan pada anak bangsa yang bahkan gak cinta sama bangsanya sendiri.

Bosen banget gue baca komentar “kenapa sih kalian ga bangga sama SMASH? Mereka itu karya anak bangsa! Mereka orang Indonesia! Makan tuh Korea! Makan tuh Jepang! Pindah aja kalian kesana! Gak cinta sama negara sendiri!”

Atau kayak…

“Kalian semua munafik! Lebih membela karya orang Korea m4h0 dibanding karya anak bangsa!”

Ayo gue tanya ama lo semua.

Apa karena lo orang Indonesia dan nyanyi pake bahasa Indonesia, tandanya elo sudah mencerminkan karya anak bangsa?
karya anak bangsa(t) mungkin pantes 🙂

Apa yang bisa disebut “karya anak bangsa” dengan potongan rambut ala G-Dragon Big Bang, ditambah cat warna putih dan riasan warna hitam di pinggir mata kayak Yesung Super Junior?

Apa yang bisa disebut “karya anak bangsa” dengan gaya mirip negara orang? Dengan dance yang energi dan move nya mirip banget sama orang di negara seberang?

“karya anak bangsa” itu kalau lo pake batik, gotong-gotong angklung sambil nyanyi pake bahasa jawa atau bahasa sunda.

Soal konsep boyband, kayaknya normal-normal aja. Di Amerika ada boyband, di Jepang ada boyband, dimana-mana ada boyband.

Gue seneng boyband. Karena suara mereka beragam. Satu orang, style-nya bisa beda. Gaya suaranya gak gitu-gitu aja. Beda sama paduan suara yang harus bersatu. Mereka mungkin cuma bersatu pas di bagian reff doang.

Sekarang masalah keaslian karya.

Semua boyband SEHARUSNYA punya gayanya sendiri agar berbeda dari yang lain. Karena musik, menuntut kita untuk berkarya dan mengekspresikan diri kita.

Musik itu bukan menyamakan diri dengan kelompok/perorangan lain yang lagi ngetrend.
Itu mending lo gabung aja sama mereka, jangan bikin sesuatu yang ‘baru’, tapi mirip sama kelompok/perorangan itu.

Sekarang, kalau kita lihat sampel pertama kita, SMASH.

#DuniaBanggaPunyaSMASH itu kayaknya mengocok perut banget.
Karena bahkan orang Indonesia aja gak semuanya bangga punya boyband yang *ehem* cuma menang muka doang.
Olah vokal rusak, koreografi kocar-kacir layaknya banci dikejar kantib. Mungkin banci aja udh latihan bareng temen-temennya, gimana cara kabur dari kantib dengan baik dan benar.

Apa gak lebih baik gue bangga sama tari kecak yang penuh keseimbangan dan kekompakan, atau(ga usah sok nasionalis lah ya) bangga sama Agnes Monica yang mengangkat nama bangsa? Atau JKT48 yang direkrut oleh Jepang menjadi sisternya AKB48 di Jepang? Atau sama Anggun C Sasmi yang dari jaman baheula, sekali sebut namanya di Amerika, orang akan menjerit
“YES! YES! I KNOW HER!”

SMASH bukan sesuatu hal yang pantas dibanggakan. Harusnya, kita malu punya SMASH. Malu, ngumpet, bunuh diri saat bule bertanya
“Hey, ini negara yang punya boyband bernama SMASH, yang mirip boyband Korea itu kan?”

Di sisi lain, fans SMASH yang mengaku cinta negaranya ini mulai ngelunjak.

Boyband yang mereka sembah ini pertamanya namanya Sm*sh.
Sok-sok berbintang. Ketauan mirip sama negara lain.
Pas ada boyband dengan nama sama, dan berlogo bintang berwarna putih di Korea, ganti nama lagi jadi SMASH.

Apa susahnya sih ganti nama? Gak ada ya kata lain selain SMASH?
Serve kah? Shuttlecock gitu?

Peterpan aja bisa ganti nama jadi Noah.

ST12 aja bisa ganti nama jadi Setia Band.

Lalu, masih tentang organisasi(gak pantes juga disebut organisasi) yang bernama smashblast itu juga gak mendukung kemajuan negaranya sendiri.

Setiap ada orang baek-baek, minta Smash ubah formasi, ubah nama, ubah koreo… Apa mereka bilang?

“Kakak-kakak SMASH jangan pernah berubah. Kita udah sayang sama kalian yg kayak gini. Jangan dnger apa kata Antis(antismash), mereka cuma sirik sama kalian yang bisa sukses Go Internasional sementara mereka cuma pengangguran dan orang gak berguna!”

Mari kita luruskan….(sebelum kepala gue meledak membahas hal-hal jijik berikut ini)

Mereka gak mau ada perubahan dan kemajuan untuk negara mereka sendiri. Tapi mereka bilang kita menghina karya anak bangsa.

Apa buktinya?

Kabar SMASH itu udh kesebar sampai ke Korea Selatan. Mungkin gak sepanas video Ariel-Luna, tapi pasti yang namanya internet itu cepat menyampaikan informasi. Oke, antikorea pasti akan bilang “persetan sama yang orang korea bilang. Ini negara kita, bodo amat mereka mau bilang apa”. Tapi apa kita gak bisa memperbaiki sedikit saja nama baik negara kita?

Dulu negara kita punya nama baik. Pelajar-pelajar kita di luar negeri jadi ‘orang’ semua. Menang lomba robotik, fisika, kimia, matematika… Kesenian kita udah dipentaskan sampai ke Belanda, Jerman, Rusia, dll…

Pas tarian Indonesia Go Internasional, diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia… Kok smashblast yang ngaku ‘cinta’ Indonesia itu ga bikin hashtag #IndonesiaCultureGoInternational
#SamanGoInternational (waktu itu Tari Saman dipentaskan di luar negeri. Seinget gue Belanda)

Pas SMASH ke Malaysia untuk launching album, mereka rame bikin hashtag. Waw.

Soal plagiat, kayaknya gue ga yakin kalau ada Smashblast Indo(emang ada smashblast luar indo, selain(mungkin) Malaysia?) yg ga ikut2an nyerocos menghina Malaysia waktu mereka mengklaim Tari Tor-Tor, Batik, Reog Ponorogo, dan lainnya?

Sekarang bayangin perasaannya orang Korea atau negara yg diplagiat Smash kalau mereka tahu jeripayah mereka dicomot gitu aja.

Bedanya sih… Kalau orang Indonesia emang udah tolol. Sok ngebela batik tapi pake batik aja ga pernah…

Oh iya, ada satu komentar yang bikin gue tersentak.

“Orang Indonesia cuma bersatu saat ada kesusahan doang.”

Pas dijajah, kita bersatu. Pas ada kegiatan terorisme, kita bersatu.

Giliran hal beginian? Haha.

Jadi itu yang dimaksud cinta Indonesia?
Dengan hal pencurian oleh manusia-manusia klepto ini, tentu saja bisa bikin nama negara yang pakaian batiknya udah diakui UNESCO, Borobudurnya udah diakui UNESCO dan jadi 7wonders jadi HANCUR LEBUR.

Kepercayaan negara lain jadi raib.
Musisi-musisi males konser di Indonesia. “Takut diplagiat” kata mereka…

Hidih. Masih bangga punya SMASH?

Lalu yang kedua, soal sirik.
Mereka selalu bilang Antismash sirik sama SMASH.
Oke, semua orang yang mengkritik SMASH mereka anggap musuh.

Gue dulu menutup diri dari fansclub boyband girlband Indonesia. Karena gue jijik sama gaya mereka.

Sekarang gue berpikir kalau itu pilihan hidup mereka dan gak menghalangi kita untuk berteman. Betul tidak?

Tapi mereka, menutup diri dari orang yang mengkritik idola mereka. Mereka seperti memuja dan menyembah idola mereka tanpa melihat kekurangan idola mereka itu. Sampai mengkritik aja dibilang sirik. Berani ngehack orang yang mengkritik demi membela idola mereka.

SMASH ngasih lo makanan berapa kali sehari? SMASH nyekolahin lo? SMASH ngasih beasiswa untuk “Fans Teladan 2012”?

Bahkan udah gak asing di kuping gue kalau ada smashblast yang melawan orang tuanya demi nonton idola mereka.
Gak cuma SMASH juga sih… Di luar negeri juga banyak.

Lalu sekarang poinnya ini aja.
Orang lain aja mereka lawan, apalagi orang tua mereka?

Berapa sih energi yang lo habiskan demi ngebela SMASH? Berapa sih emosi dan urat lo yang putus untuk menghina antismash?

Lalu, buat apa juga kami sirik sama SMASH?
Untuk apa sirik sama orang yg terkenal karena ketampanan, dan suara pas-pasan?

SMASH tuh cuma kayak pelarian untuk cewek-cewek gatel yang demen muka-muka boyband Korea yg ganteng, tapi gak ngerti bahasa Korea. Jadi larinya ke boyband Korea ‘versi’ Indonesia deh…

Apa gak sebaiknya gue sirik sama orang yang kerenan dikit? Kayak Chairul Tanjung gitu?
Anak miskin yang gedenya sukses dan bisa memberi lapangan kerja untuk orang lain.
(meski gue belum baca bukunya juga sih…)

Apa ga sebaiknya gue ga sirik aja sama Sir Conan Doyle yang Sherlock Holmes miliknya tetap terkenal meski dia udah meninggal?

Untuk menutup entry blog ini. Gue akan memberi satu pertanyaan besar buat kalian.

MASIHKAH KALIAN BANGGA PUNYA SMASH?

(PS: Bagi Smashblast yang mau berbacot “gak cuma SMASH kan yang kayak gitu? Boyband Girlband lain juga gitu! Ga usah nyalahin SMASH lah!”, gue mau menjelaskan pada kalian bahwa TOPIK KITA TENTANG #DUNIABANGGAPUNYASMASH BUKAN TENTANG #DUNIABANGGAPUNYACHERRYBELLE ATAU #DUNIABANGGAPUNYASUPER9BOYS ATAU #DUNIABANGGAPUNYASUPERGIRLIES. Itu beda post. Oke? Always use ur brain.)

STOP!

Gue gak suka ketika gue salah, gue gak mengakuinya. Jadi silahkan yang mau berkomentar, komentar di post ini (sebelumnya dibaca dulu kalau boleh):

Apologize Or Some Confirmation

22 thoughts on “Dunia Bangga Punya SMASH? Yakin?

    • Tapi bukan Indonesia yang bangga. Kalau lo bisa mencari sesuatu yang bisa lo anggep sebagai inspirasi dan orisinil, bukan sesuatu yang mainstream dan plagiat mungkin masa muda lo gak akan terbuang sia-sia dan masa tua lo akan lebih berguna.

      Oh iya, kenapa ya lo dan sekutu lo selalu bilang kami sirik ya? Entah, mungkin kalian gak punya jati diri…

  1. sy smashblast tpi hanya suka Rafael dan Rangga krn mrka memang benar2 punya bakat menyanyi. soal style apa pke celak aja dibilang plagiat? rafael menggunakannya krn saran yg prnah diberikan oleh kru TV krn mata rafael trlihat sipit seperti orang bru bangun tidur saat di shoot kamera. sy tdk trlalu berharap dunia utk bangga dg SMASH tpi sy suka kehadiran mereka di dunia musik indonesia. soal hastag itu hanya tntang kesenangan batin yg di lakukan smashblast. semua fans dri grup musik lain pun akan melakukan hal yg sama utk melakukan apa yg mreka inginkan. sy tau kmu tdk suka dg smashblast yg fanatik n selalu brlebihan dan sy yakin kmu tau rata2 dri mreka adalah masih di bawah umur. sy harap kmu menyikapinya dg lbih bijaksana. trimakasih utk artikel kritikannya.

    • Saya menghargai bgt ada org seperti kamu yg gak asal setuju dan gak setuju dng mudahnya. Saya masih gak ngerti kenapa kamu bangga dng hadirnya sesuatu yg meniru Korea (saya bukan Kpopers) dan membuat Indonesia jadi jelek di mata dunia (meski mnurut saya ada 9 cewek yg lebih parah lagi). Tapi saya ngerti, setiap hal pasti ada positifnya.

      Saya justru berharap entry ini dibaca smash, biar mereka semakin positif dan makin INDONESIA, terus fans2nya bs seperti kamu gitu 🙂 menghargai idola dan gak egois dengan adiksi berlebihannya pada idola sampai idolany malu krn dia 🙂

      makasih udh dateng kesini!

    • yeeeeesss. dan emang dia (penulis) pernah pakek batiikkk ?????? sok sok nulisss bangga jika makek batik lah angklung lah apa lah itu …. dn kalo soal nama kenapa smash itu dulu sm*sh karena bintang yg ada ditengah itu melambangkan nama lebel mereka (star signal) ngerti LOE !!!!!!!!!!!!!! one more bagus lah indonesia itu bersatu jika ada kesusahan dari pada bersatu jika sudah bersenang hancur nih negara… …… !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

      • Lucu anda, saya perasaan dari SD sampe sekarang pake batik.
        Anda sadar gak saya lagi membela negara saya sendiri dari sebuah tren yang gak baik dan kalian adalah kontra dari misi saya?
        Berkoarlah di tempat anda sendiri 🙂 anda punya fanbase kan?

  2. Heh emang jepang ama korea tuh maho? ngaca dulu deh
    yang maho tu mereka(korea/jepang?) atau tu idola lu smash,cjr,…
    Apakah Ini yang harus ditiru anak bangsa?
    1. Smash : Nyomot-Nyomot Karya boyband korea
    2. Coboy Junior ( Bayi ) : lagu yg tidak sesuai di dengar oleh anak yang menginjak remaja bocah aja udah cinta-cintaan

    Sbelum nghina negara lain “NGACA DULU DEH” walau Gua dari ” INDONESIA ” gw malu group band kayak ( CJR , SMASH , CHERRYBELLEK )

    gw masih cinta masih batik , gw masih menghargai adat tradisional indonesia
    masak gue dibilang gk cinta indonesia apa karena cinta sama groupband negara lain

    dan 1 lagi mending JKT48 yang gak nyomot karya orang , beda sama sicebok yang nyomot ( SNSD , SECRET , AKB48 , JKT48 )

    “sebelum ngocrot NGACA DLU DEH~ “

    • Gue otaku dan wapanese deh, perasaan -_-
      kok anda gak baca baik-baik sebuah postingan dan mengomentari ‘wilayahgue’ dengan gak sopan?

      Gak ada tulisan gue fans cjr diatas. Bahkan gue menentang keras adanya anak SMP sok keren bikin boyband, tapi gue diem aja, jaga perasaan tmn2 gue yg ngefans.

      Makasih kunjungan dan hinaannya.

  3. Aku smashblast loh :).
    Tentang hastag, hampir stiap fans menganggap idol nya itu perfect. Begitu juga sb :), mungkin mereka pengen bikin kisah terharu di twitter 😀 .
    Kadang aku juga gak suka sama member smash.. aku gak suka ttg korea & lebih suka smash (bb ina) tp knp mrka justru suka yg korea2 bahkan rambut & gaya nya korea2 gitu.
    Masalah vokal, yaa emang reza ng-rapp nya masih ecek-ecek. Malah gak enak di denger. Hehe.. tp kalo nyanyi satu-satu (tanpa dance) suara mrka bagus koq :). Agak ribet kali ya Kalo Koreo mrka terlalu hebat. Berpengaruh juga sama suara.
    Soal ganti nama, itu bukan hal mudah..
    mungkin smash emang belum pantes buat di bangga-kan. Tapi gak salah juga untuk support mereka supaya mrka jadi lebih baik. Aku tulus support smash, jadi byk hal positiv nya yg aku dapet. Yaa meskipun mreka gak peduli aku 🙂 (lebaytapiserius)

    Aku suka baca artikel kamu.. aku bosen baca artikel nya smashblast yg agak lebay. Hehe

  4. Makasih banyak buat smashblast yang mau menerima kritikan. Justru fans kayak kalian yang bikin smash maju, bahkan bisa ngalahin korea yang katanya diplagiat sama smash.

    Dan buat yang kopmentar pedes-pedes… mungkin kalian harusnya bercermin dan tidak mementingkan muka lagi deh 😀

    Smash itu penyanyi kan ya?

  5. bagi aq yg penting music itu easy listening masuk ke hati syairnya, nggak terlalu peduli gimana dgn tampang, style, kehidupan pribadi atau tetek bengek tentang penyanyinya, aq suka LAGU2 SMASH tp NGGAK NGeFANS sama SMASH…

    buat penulis ada 1 pertanyaan, apa karya membanggakan yg bercirikhas INDONESIA yg udah anda ciptakan dan persembahkan utk INDONESIA sehingga INDONESIA berharga di mata dunia sehingga anda dgn mudah mengkritik habis2an SMASH yg tdk bisa dibanggakan di mata anda?

    • Saya merasa dengan saya belajar menghargai karya orang, saya menghargai ilmu dan guru, saya mencoba menulis SECARA ORIGINAL DAN GA MENIRU PENULIS KOREA, saya merasa ini hal terbaik yang udah bisa saya berikan untuk Indonesia dan Tuhan. Cuma bakat ini yang bisa saya kasih, selain menyanyi.

      Apa anda yang bertanya pada saya juga sudah memberi yang terbaik? 😀

  6. Sebagai pemilik blog, boleh kali yang masih suka komen gak sopan, ngebuka pikiran dan baca postingan gue yang baru (sekalian gue copy soalnya gaada yg mau baca, maunya emosi mulu):

    Subuh-subuh jam 3, gue gak bisa tidur. Tangan gue pengen nulis tapi gue gak mood nulis. Rasanya banyak banget yang pengen gue ceritain ke seseorang. Beban gue ini banyak banget.

    Gue masih kepikiran soal postingan gue tentang Smash.

    Gak seharusnya gue gak menghargai mereka karena mereka ngefans. Gak seharusnya gue malah bikin malu negara sendiri dengan ngatain Smash dan bikin seluruh dunia tau kalau Indonesia punya boyband kayak mereka. Seharusnya sebagai warga negara yang baik, gue memperbaiki mereka, menjadikan mereka lebih baik dan membanggakan mereka ke seluruh dunia. Tapi kalau mereka gak mau, bodo amat. Biarkan dunia tahu sendiri, dan kita para Indonesian, cukup bilang “gak kenal…” kalau ada yang nanya Smash punya Indonesia atau bukan.

    Gue merasa bersalah banget sama Smashblast. Gue merasa mereka suka sama sesuatu, terpaku dan jatuh cinta sama sesuatu sampai gak melihat kekurangan mereka, dan seharusnya gue menghargai mereka semua. Tapi kenapa? Kenapa gue gak menghargai mereka?

    Seharusnya memang sudah jatah gue untuk memperbaiki sesuatu yang salah pada negara ajaib ini. Negara yang tidak toleran dan negara yang penuh dengan kekuasaan mayoritas.

    Bahkan umat seagama gue (yang pasti mereka cuma ikutin emosi dan gak pernah ibadah, cuma bawa nama agama doang) yang minoritas, ketika menjadi mayoritas, akan berbalik dari ‘domba-yang-kegencet-mayoritas’ menjadi monster mengerikan. Jadi sok dan ngegencet anak mayoritas yang kebetulan lagi minoritas.

    Seharusnya gue gak melakukan sesuatu yang mengekang kebebasan orang.

    Tapi kalau kalian lihat di postingan gue, gue gak ada sama sekali mampangin kalau gue melarang adanya Smashblast. Tapi postingan gue terlalu tajam dan udah bukan sarkasme lagi… udah terlalu blak-blakan.

    Mereka merasa terkekang, mereka merasa yang mereka sukai itu salah, salah besar dan dianggap melawan norma negara.

    Padahal menurut gue gak salah suka sama Smash. Lagian bagi beberapa orang, sebuah kuantitas lebih utama asalkan mereka nyaman akan itu. Musik bukan masalah major label atau masalah genre yang berat. Jadi seharusnya yang gue lakukan adalah MEMBIARKAN MEREKA.

    Padahal waktu itu gue cuma bermaksud menyadarkan beberapa orang, kalau kita gak seharusnya bangga akan sesuatu yang salah pada sebuah negara. Gak membanggakan pada negara lain kalau kita punya berlian mentah disini, kita punya sesuatu yang belum jadi disini.

    Belum jadi, atau memang keras kepala dan merasa keren… lalu tak mau dibentuk menjadi lebih baik.

    Menutup telinga akan kritikan dan menganggap kita “sirik aja sama abang-abang gue”.

    Well, gue merasa sekarang gue gak berbeda dengan Soeharto yang melarang adanya orang Cina di Indonesia.

    Sekarang saatnya gue berubah menjadi Gus Dur, tokoh yang paling gue kagumi dan paling gue inginkan untuk bangkit lagi diantara kita semua.

    Sekarang gue udah lega.

    Entah Smashblast-Smashblast itu bilang “haha, nyerah kan lo karena gak bisa debat sama kita?” atau bilang “makanya benerin diri dulu, gak usah ngatain Smash yang LEBIH KEREN DARI LO (meski gue bingung dari mana tolok ukurnya kerenan Smash dari gue padahal gue cuma blogger SMP dan mereka boyband—udah beda genre jauh)” atau mereka mau bilang gue kalah telak…

    Yang pasti, gue merasa perlakuan gue salah, tapi argumen gue benar. I have a reason why I do that things.

    Gue pernah suka boyband girlband dalam negeri, gue pernah suka boyband girlband korea, dan sekarang gue Jlovers (orang-orang yang suka Japanese Pop atau J-pop dan namanya bukan Jpopers). Setidaknya, gue sudah punya bahan pembanding satu dengan yang lain.

    Nyokap kemarin bilang pas gue ngira Ilham Smash meninggal (padahal yang di acara gosip itu Ilham yang lain) dan gue bilang “pasti murid mom yang alay-alay pada nangis ya?”… dia bilang kalau “di dunia ini udah gak ada lagi yang orisinil. Semuanya udah niru”

    Meski gue punya argumen, kalau seharusnya kita gak mengambil yang bukan milik kita, tapi boleh mengambil pelajaran dari orang itu.

    Sekarang gue pikir-pikir aja. Bahkan seorang bang Raditya Dika yang gue kagumi aja punya idola. Artis-artis lain, juga punya panutan untuk mereka berkarya. Seseorang yang ketika mereka melihat fotonya, artis-artis itu akan berkata pada dirinya sendiri bahwa “gue pengen seperti mereka!”, lalu mereka mendapat tenaga lagi untuk memijak dan berkarya.

    Pasti Smash juga punya. Cherrybelle, Blink, XO-XI, Dragon Boys, Coboy Junior… pokoknya mereka semua pasti punya seseorang yang menyemangati.

    Masalahnya, ada beberapa artis yang bukan idola mereka, tapi mereka ambil sesuatu dari artis lain dan mereka REKONSTRUKSI menjadi seakan milik mereka (meski gue gak yakin. Yang ngambil itu ARTISNYA atau MANAGEMENTNYA?).

    Menurut gue salah, Indonesia nelen bulat-bulat hallyu wave-nya si Korea itu. Salah banget. Nelen bulat-bulat, nambahin isi kantongnya si SM, JYP, YG dan yang lainnya… sampai industri musik negara sendiri mengaku kalah.

    Ada yang mengaku kalah dengan berhenti bermusik, ada yang bergerilya dengan bermusik tanpa seterkenal dulu, tetap dengan dirinya sendiri dengan berjuang naik ke permukaan lagi dan ada satu yang mencoba peruntungan lain dengan… MENJADI YANG LAGI NGETREN.

    Mereka mengorbankan mas-mas dan mbak-mbak yang demen Korea dan punya mimpi jadi penyanyi atau bertemu idola Korea mereka. Menjadikan mereka ‘The Fake Korean’ dengan suara mereka yang sebenarnya bagus (ada juga yang suara bagusnya hasil editan tapi dipertahankan karena mukanya bagus), dan berakhirlah mereka dihujat oleh khalayak banyak cuma karena mimpi.

    “Mereka cuma nyari duit” adalah argumen yang selalu bikin gue terenyuh dan berhenti bicara tentang boyband-girlband ‘The Fake Korean’ itu. They have a dream, to be a singer, to be the best of the best… dan mungkin saat itu, gak ada jalan selain menjadi orang lain.

    “Kita harus menjadi orang lain dulu, baru jadi diri sendiri” adalah satu quotes saduran dari Perahu Kertas, yang selalu bikin gue berpikir kenapa banyak orang yang mau membohongi diri mereka sendiri demi sebuah mimpi.

    Jadi, gue mengaku salah.

    Tidak seharusnya gue melakukan sesuatu yang buruk pada milik negara sendiri. Seharusnya gue menarik kembali mereka yang ‘The Fake Korean’ karena mereka milik kita, mereka WNI juga. Seharusnya kitalah yang kembali menghargai musik negara sendiri dan membuat mereka kembali jadi diri mereka sendiri.

    Gak peduli apa genre kesukaan kita. Mungkin kita suka The Rolling Stone, mungkin kita suka AKB48, mungkin kita suka sama Westlife…

    Tapi jangan lupa kalau kita juga punya sesuatu yang potensial di negara kita sendiri dan mereka perlu didukung sebelum mereka harus jadi orang lain dan bikin kita sendiri malu.

    Sama aja kayak kalian-kalian yang sok ngamuk di Twitter pas Malaysia mau mengklaim Batik, Reog, Tor-tor dan yang lainnya. Gue mau bertanya…

    “Halo, kemana kalian selama ini ketika para seniman tua itu merintih ‘siapa yang melanjutkan kebudayaan kita’, hah?”

    In the end, gue minta maaf sama Smashblast. Gak seharusnya gue mengekang kalian. You can do what you wanna do, say what you wanna say, sama kayak lirik lagu Mocca yang juga gue ambil untuk tajuk blog gue.

    Seharusnya, gue membantu kalian. Seharusnya gue yang dari awal membantu agar Smash dan yang lainnya tidak ‘pergi ke Korea’ dan meninggalkan Indonesia dengan membawa bahasa Indonesia (maksud sederhananya: bergaya ala Korea tapi nyanyinya pake bahasa Indonesia).

    Sayang, kita terlalu menelan bulat-bulat Korea. Akhirnya, kita mau aja dijajah sama Korea: negara yang sama-sama dijajah sama Jepang sama kayak kita dan tanggal kemerdekaannya berbeda beberapa hari dari kita. Ironi diatas ironi, kayak kata Spongebob.

    Can we get they back to Indonesia, so they don’t ‘go’ to Korea? Bisakah kita membiarkan orang Korea mencari uang tanpa harus mengambil lahan mereka dengan menjadi seperti mereka dan kembali pada lahan kita sendiri? Yang meski gak subur, tapi tetap milik kita?

    P.S: dari tadi gue pake kata ‘gue’, karena gue gak yakin… ada gak yang mau bantu gue membawa kembali mas-mas dan mbak-mbak ‘The Fake Korean’ untuk kembali ke negaranya meski kita punya banyak musisi yang lebih baik disini? #kode.

    P.S lagi: Gue sama sekali gak menghina musisi Korea. I talk about their management 🙂 jadi, gue sama sekali gak menghina korea ini-itu, judge suju or another. Enggak sama sekali 🙂 oh iya, gue juga bukan fans boyband-girlband korea-indonesia.

Tinggalkan Balasan ke adel Batalkan balasan