Gila ga nyangka gue, lama juga ga ngeblog -_-
BTW gue membawa sebuah berita, berita yang melebihi cetarnya si mbah sesuatu, berita jeder. Malam Minggu Miko tinggal 4 episode (terhitung dari sekarang) dan gak akan tayang di Kompas TV lagi.
Backsound mana backsound?
*jeng jeng jeng jeng!*
Iya gak ada yang tahu pasti sih kenapa seorang Raditya Dika menghentikan serial komedi yang pecah satu ini. Kalau ramalan temen gue sih dia pasti sibuk atau ada proyek besar yang benar-benar butuh fokus tinggi dan terpaksa menghentikan si malam minggu miko itu sendiri. Yah sudahlah…
Tapi kayaknya berakhirnya Malam Minggu Miko akan ditutup dengan ending yang manis. Cinta Dalam Kardus, bisa disebut sebagai Malam Minggu Miko the movie. Yeah.
Tayangnya tengah tahun. Jangan cari tanggal jelasnya disini karena tanggal pastinya belum diketahui atau kayaknya sih emang masih rahasia…
Tapi satu yang gue tahu. Gak sia-sia tangisan gue saat Indonesia Harus Bercanda ditiadakan (masih ada sih rerunnya jam 2 siang hari minggu), gak sia-sia gue ngendap-ngendap nonton Malam Minggu Miko episode pertama di Kompas TV. Ada hal manis di balik semuanya. Karena akhirnya gue bahagia, bangga karena kini gue satu diantara orang-orang yang menikmati komedi yang berkualitas, yang jelas pakai hati dan memang mengandung target pasti. Komedi gak harus berisi, gak harus super cerdas dan penuh lika-liku politik. Komedi memang gak boleh ecek-ecek dan tidak berbobot juga, memang. Tapi komedi yang baik adalah dimana hal itu bisa dinikmati semua orang.
We know the ‘owner’ of this universe know when He want to stop and start. And now we know the ‘owner’ of Malam Minggu Miko know this is right time to stop.
Gak ada yang tahu apa ada kemungkinan bakal ada Malam Minggu Miko lagi, mungkin gak akan ada lagi. Bisa aja Malam Minggu Miko masih ada rerunnya.
Gak perlu nangis-nangis di TL nya bang dika, gak perlu ngejerit sambil ngais tanah, karena, sumpah gue udah capek begitu mulu dari kemarin ._.
Pokoknya kita udah cukup puas jadi penonton, udah seneng, udah dibikin hepi, dan yang pasti, seorang Raditya Dika juga udah puas melihat hasil karyanya dinikmati oleh kita semua.